1 / 100

Seseorang yang sedang tidak bahagia dalam hidupnya, seringkali tanpa disadari membawa ketidakbahagiaannya dalam berelasi dengan orang lain. Jika hal ini terjadi pada seorang guru dan orangtua, maka bisa dibayangkan bagaimana seorang anak akan kesulitan menemukan kebahagiaan di rumah dan terutama di kelasnya. Orang dewasa terkadang mudah menghakimi “anak nakal, susah diatur, baper, dan sebagainya” tanpa berefleksi apakah anak-anak seperti itu karena pengaruh orang dewasa di sekitarnya. Kepekaan dan ketrampilan dalam mengolah emosi secara sosial merupakan bagian dari kecerdasan emosi. Bagaimana menemukan kembali kebahagiaan sebagai pendidik dan menemukan panggilan sebagai guru, bukan sekedar menjalankan profesi pendidik saja merupakan hal yang dirasakan penting untuk guru-guru saat ini, termasuk Bapak-Ibu Guru KB-TK, SD, dan SMP Alkautsar. Didukung penuh oleh Yayasan Alkautsar Temanggung, tim pengabdian Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro yang diketuai oleh Ibu Annastasia Ediati, S.Psi., M.Sc., Ph.D melaksanakan kegiatan Pelatihan Guru Cerdas Emosi untuk Meningkatkan Kemampuan Regulasi Emosi Guru KB-TK, SD, dan SMP Alkautsar Temanggung.

Sesi pertama yang dihadiri oleh lebih dari 60 guru telah diselenggarakan oleh Yayasan Al-Kautsar Temanggung bekerjasama dengan Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro pada tanggal 26 April 2024. Sesi yang bertajuk “Bahagia Menjadi Guru: Menjalani Profesi Guru sebagai Panggilan” disampaikan oleh Ibu Annastasia Ediati, S.Psi., M.Sc., Ph.D dan bertujuan untuk memperkuat semangat dan dedikasi guru dalam menjalani profesinya. Di awal sesi pemateri memberikan gambaran hasil rangkuman focus group discussion yang telah dilakukan di akhir tahun 2023 secara online kepada guru TK, SD, dan SMP dari Yayasan Al-Kautsar, Temanggung. Kemudian pemateri mengajak Bapak-Ibu guru untuk merefleksikan diri sendiri terkait dengan profesi guru dengan menanyakan pertanyaan “Kapan Anda bahagia sebagai guru?”. Setelah peserta diberikan waktu untuk berpikir, ada beberapa jawaban peserta seperti kebahagiaan ditemukan ketika anak didiknya berhasil, semua pekerjaan lancar atau tidak ada masalah, tidak ada anak di kelas yang memerlukan kebutuhan khusus, serta rekan kerja yang menyenangkan. Pemateri juga menyinggung terkait karakteristik anak didik sekarang yang lebih dominan adalah Generasi Z dan Generasi Alpha. Penting halnya guru memahami karakterisitk anak didik sekarang karena keadaan tersebut juga memeranguhi cara guru menyampaikan materi dan memahami anak didiknya. Materi terakhir yang disampaikan oleh pemateri adalah menjelaskan perbedaan antara menjalani guru sebagai profesi dan guru sebagai panggilan. Jika guru menjalani sebagai panggilan, maka guru lebih menghayati sebagai pendidik, memiliki inisiatif dan bersikap proaktif, serta sumber kebahagiaannya adalah transformasi anak didiknya. Secara keseluruhan, peserta terlihat antusias dengan turut serta memberikan pendapat maupun aktif dalam bertanya. Pertemuan diakhiri dengan membuat kesepakatan untuk mengadakan sesi konsultasi secara daring untuk para guru mengemukakan kasus-kasus yang dihadapi di kelas.

Kegiatan Pengabdian Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro pada Guru KB-TK, SD dan SMP Alkautsar Temanggung